Minggu, 11 September 2011

Budidaya lele kolam terpal

Budidaya Ikan Lele Dumbo Dengan Kolam Terpal

Ikan Lele merupakan keluarga Catfish yang  memiliki jenis yang sangat banyak, diantaranya Lele Dumbo, Lele Lokal, Lele Phyton, Lele Sangkuriang dan lain-lain. Pada tulisan terdahulu sudah dituliskan mengenai Budi Daya Ikan Guramih Pada Kolam Terpal, pada kesempatan ini akan dibahas BUDI DAYA IKAN LELE DUMBO pada Kolam terpal. Budi Daya Ikan Lele dumbo relatif lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan budi daya guramih. Pada dasarnya metode Budidaya ini adalah solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan yang sempit,  modal yang tidak terlalu besar dan solusi untuk daerah yang minim air. Lele Dumbo merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.

Aneka masakan dari lele bisa diperoleh dengan mudah, rasa daging yang lezat dan gurih membuat bisnis budi daya lele menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan keuntungan.Olahan Ikan lele misalnya pecel lele, abon lele, dan keripik kulit lele. Selain itu Lele dumbo lebih mudah dipelihara dan cepat dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air yang “buruk” Lele dumbo bisa bertahan hidup dan berkembang dengan baik, dengan demikian solusi pemeliharaan lele dumbo dengan terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya Ikan Lele dumbo dengan Kolam terpal mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal usaha yang besar. Analisis budidaya Lele Dumbo dapa dilakukan dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan.

Model Budi Daya Lele Dumbo

Peluang usaha Budidaya lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain, tujuan pembibitan dan tujuan konsumsi. Budi daya Ikan Lele Dumbo sebagai bibit merupakan upaya memenuhi kebutuhan bibit yang terus meningkat seiring dengan permintaan Ikan Lele Dumbo Konsumsi. Budidaya Ikan Lele Dumbo Konsumsi merupakan upaya memelihara Ikan Lele Dumbo sampai ukuran dan bobot tertentu. Biasanya dari berat 1 ons per ekor ikan lele dumbo sampai 1 kg per ekor. Ukuran Lele Dumbo 1 Kg /ekor  ke atas biasanya digunakan pada kolam pemancingan yang berisi Lele dumbo.

Salah Satu Model Kolam Terpal Lele Dumbo

Budidaya Lele Dumbo Untuk Pembibitan

Peluang Usaha Budidaya Lele dumbo Untuk tujuan pembibitan bisa dilakukan antara lain:
  • Pemijahan dan penetasan telur lele dumbo, setelah menetas bisa dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihara lagi sampai besar. Karena bibit lele dumbo baru menetas sudah bisa dijual, sehingga merupakan peluang usaha bagi yang memilih menekuni bidang ini. Jika lahan yang tersedia sempit solusi ini bisa menjadi alternatif. Modal untuk usaha ini hanya tempat dan indukan lele dumbo. Bibit Lele dumbo baru menetas biasanya dihargai berdasarkan perkiraan jumlah anakan Lele Dumbo, yang ditentukan berdasarkan bobot induk dan jumlah induk Lele Dumbo.
  • Penyediaan Bibit Ukuran 2-3 cm, dalam kurun waktu satu bulan setelah menetas bibit lele dumbo telah mencapai ukuran 2-3 cm dan siap untuk dijual ke pasaran. Pembesaran benih lele dari menetas hingga ukuran ini idealnya ditempatkan pada kolam lumpur atau sawah, sehingga memerlukan lahan yang relatif luas. Meski di kolam terpal tetap bisa dilakukan tetapi tidak bisa dalam jumlah yang besar, meski demikian peluang usaha tetap terbuka. Pembesaran Lele Dumbo pada bak  atau kolam terpal pada ukuran ini memerlukan makanan tambahan berupa pelet buatan pabrik.
  • Penyediaan Bibit ukuran 5-7 cm, pada ukuran 5-7 cm benih lele dumbo siap dijual sebagai bibit yang mendatangkan peluang usaha. Biasanya ukuran ini dipelihara oleh peternak sampai ukuran layak konsumsi.

Pemeliharaan Lele Dumbo Untuk Konsumsi

Lele dumbo untuk keperluan konsumsi biasanya dipelihara mulai dari ukuran 5-7 cm atau lebih besar, untuk hasil panen cepat bisa dilakukan dalam waktu 2 bulan dengan pemberian makanan yang ekstra dan optimal. Peluang usaha budidaya lele dumbo untuk konsumsi ini relatif lebih mudah karena ukuran lele yang besar lebih tahan terhadap penyakit, dan tingkat hidup lebih tinggi. Untuk mendapatkan ukuran lele dumbo yang lebih besar memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal

Persiapan untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam , persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara. Untuk Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter, yang bisa diisi dengan 100 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. Cara pertama lebih membuat terpal tahan lebih lama.

Pemeliharaan Lele Dumbo

Pertama kali kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebh dahulu, untuk lele dumbo ukuran 5-7 cm bisa diisi air 40 cm terlebih dahulu, agar ikan tidak terlalu capek naik dan turun dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Perlu disediakan pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup.
Pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti Bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele dumbo lebih cepat. Selain itu ada beberapa teknologi yang bisa dipakai untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele dan ikan lainnya.
Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular. (Galeriukm)

Pemberian Pakan Ikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
       Seperti halnya pada manusia, ikan juga membutuhkan makan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan adalah sumber energi dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Pakan yang diberika haruslah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh ikan, misalnya dalam pakan  harus mengandung nutrisi yang seimbang, baik protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan tambahan lainnya seperti anti oksidan dan bahan adatip. Selain dari segi nutrisi, juga perlu diperrhatikan bagaimana cara pemberian yang tepat. Dalam hal ini tepat dengan jenis ikannya, umur ikannya,, besar bukaan mulutnya dan tepat dalam hal kebiasaan makan ikan itu sendiri.
      Dengan pemberian pakan yang tepat diharapkan pertumbuhan ikan yang kita budidayakan bisa optimal sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa cara pemberian pakan yaitu; pakan ditebar secara merata di kolam, melalui beberapa titik sampel pakan diletakkan di waring, pakan diletakkan dalam alat mekanik yang dipasang di beberapa tempat dan pakan ditebar dibeberapa tempat yang menjadi kebiasaan ikan berkumpul. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang pengelolaan pakan sehingga diharapkan kegiatan pembesaran ikan berhasil.
1.2 Tujuan
      Adapun tujuan dari kegiatan diklat pemberian pakan pada pembesaran ikan nila antara lain :
1.      Mengetahui cara-cara pemberian pakan yang tepat dan benar
2.      Mampu memberikan pakan sesuai dengan jenis dan ukuran ikan
3.      Mampu memberi pakan dengan tingkat kehilangan rendah (jumlah yang kita berikan sesuai dengan kebutuhan ikan )

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Hari/tanggal   : Senin, Rabu, 15, 17 Agustus 2011
            Tempat           : PPPPTK Cianjur, Departemen Perikanan

1.4 Metode Pembelajaran
       a. Teori
       b. Praktik

1.5 Alat dan Bahan
       Alat                      : Timbangan, ember, baskom
       Bahan                  : Pakan









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 2.1 PAKAN IKAN AIR TAWAR
 Pakan ikan air tawar terbagi kedalam 2 jenis yaitu Pakan buatan dan Pakan alami.
1. Pakan buatan
     Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disaesuaikan dengan jenis ikan baik itu ukuran, kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pellet.
Pelet untuk ikan terbagi kedalam 2 jenis yaitu :
*      Pelet terapung
*      Pelet tenggelam
Pakan pellet

Contoh Pakan Buatan

      Pakan buatan biasanya di produksi secara besar-besaran di pabrik pengolahan pellet dimana pada pembuatan pellet ini di produksi oleh para ahli dibidangnya. Namun pada dasarnya cara atau teknik pembuatan pekan ikan ini  sangat sederhana.

Dibawah ini sekilas tatacara dan teknik pembuatan pakan:

a.    Bahan Pakan Hewani
  • Tepung ikan
  • Tepung cumi
  • Tepung rebon
  • Tepung kepala udang
  • Tepung keong
  • Tepung daging
  • Tepung darah
  • Tepung ragi
b.    Bahan Pakan Nabati
  • Kacang kacangan
  • Jagung
  • Rumput laut
c.    Syarat pakan
  • Nutrien lengkap dan seimbang
  • Ukuran sesuai dengan mulut ikan
  • Tidak mudah hancur dalam air
  • Disukai ikan dan kecernaan tinggi
  • Berpengaruh terhadap pertumbuhan
d.    Sumber lemak
  • Minyak jagung
  • Minyak ikan
  • Minyak kelapa
  • Minyak sawit
  • Minyak biji kapas
  • Minyak kedelai
e.    Sumber karbohidrat
  • Tepung jagung
  • Tepung dedak
  • Rumput laut
  • Sagu
f.    Bahan perekat
  • Agar
  • Bentonites
  • Karaginan
  • Gelatin
  • Asam alganik
g.    Penghambat jamur
  • Asam sitrat
  • Sodium
  • Kalsium
Melihat hal diatas untuk bahan baku pembuat pakan dapat di permudah pengertian nya menjadi
  • Sumber protein
  • Sumber karbohidrat
  • Vitamin dan mineral
  • Omega 6
Dibawah ini ada pakan alternative buatan yang sangat sederhana yaitu dengan bahan sebagai berikut:
  • Pungkil kelapa
  • Ikan asin bs
  • Dedak
  • Singkong permentasi atau singkong hasil rendaman selam 1 minggu
  • Keong mas
Kesemua bahan di blender/diaduk menjadi satu tanpa ada penggodogan lalu cetak menggunakan mesin sederhana yang biasa menggunakan mesin giling daging.

2. Pakan alami
Pakan alami adalah pakan yang biasa sudah tersedia dialam seperti daun sente, daun talas, daun ubi jalar, planton, dan lain lain.
Untuk pemberian pakan pada ikan, besaran pakan harus diseduaikan dengan besaran mulut ikan begitu pula dengan kadar protein yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan jenis ikan yang di budidaya
2.2    KRITERIA PEMBUATAN PAKAN
*      Kandungan gizi sesuai kebutuhan
*      Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan
*      Pakan mudah dicerna
*      Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh
*      Memiliki rasa yang disukai ikan
2.3    WAKTU PEMBERIAN PAKAN
Waktu pemberian pakan tergantung dari kebiasaan makan ikan. Namun pada umumnya ikan yang dipelihara secara semi intensif dibiasakan makan siang hari, namun untuk homoditas tertentu yang dipelihara ditambak dan biasanya makan dimalam hari, maka pada asaat pemberian pakan sore harinya diberikan lebih banyakdibandingkan pada pagi dan siang hari


2.4    CARA PEMBERIAN PAKAN
Khusus untuk pemberian pakan buatan ada beberapa cara pembeian pakan pada pembesaran ikan secra semi intensif yaitu:
a.      cara susuan untuk ikan ukuran kecil (benih)
b.      cara disebar untuk ukuran ikan besar
c.      cara diberi hamparan untuk ikan ukuran benih dan udang
d.      automatic feeder  ukuran untuk ikan yang besar
2.5    FREKWENSI PEMBERIAN PAKAN
Khusus untuk pakan buatan, frekwensi pemberian pakan pada umumnya 3 kali yaitu pagi, siang dan sore hari, hanya untuk homoditas tertentu yang kebiasaan makannya malam hari, maka pakan yang diberikan pada sore hari porsinya lebih banyak diabndingkan pakan yang diberikan pagi hari atau sore hari












BAB III
URAIAN KEGIATAN
3.1  Perhitungan Kandungan Gizi Pakan
Bahan pakan
Perlakuan/Kadar MBM dalam pakan (%)
MBM
(0)
MBM
(25)
MBM
(50)
MBM (75)
MBM (100)
Tepung ikan
38,50
28,87
19,25
9,62
0,00
Tepung MBM
0,00
11,88
23,76
35,64
47,51
Tepung bugkil kedelai
27,11
24,72
22,37
19,99
21,47
Tepung polard
20,99
21,11
21,23
21,35
17,62
Minyak Jagung
1,70
1,70
1,70
1,70
1,70
Minyak Ikan
1,70
1,70
1,70
1,70
1,70
Vitamin mix
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
Mineral mix
5,00
5,00
5,00
5,00
5,00
Tapioka
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
Total
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Menurut perhitungan :
DE (kkal/kg)*
3500,00
3500,00
3500,00
3499,99
3488,93
C/P (kkal/g)**
10,00
10,00
10,00
10,00
9,62





3.2  Memantau Pertumbuhan Ikan
Selama masa pemeliharaan, perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan bobot,panjang dan populasi benih sehingga dapat diketahu tingkat pertumbuhan benih dan jumlah pakan yang harus diberikan perhari. Pemantuan pertumbuhan benih ikan bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai laju pertumbuhan sehingga dapat menganalisis nafsu makan ikan dan waktu panen.
Data Sampling ikan Nila
Jumlah penebaran ikan 2040 ekor dan berat 8.8 kg  dengan luas lahan 606 m2
Tabel Hasil Sampling
Jml Titik
Jml Ikan (Ekor)
Berat Ikan (gr)
ABW
I
15
75
5.00
II
10
50
5.00
III
12
75
6.25
IV
10
75
7.5

                                                     Berat ikan
ABW (berat rata-rata)   =  ----------------------
                                                     Jumlah IKan
Estimasi SR pada minggu pertama setelah tebar = 98 %
Jumlah Populasi            = SR x jumlah tebar
                                         = 98/100/2040 ekor
                                         = 1999 ekor
Biomassa total               = populasi x ABW
                                         = 1999 ekor x 5,94 gr
                                         = 11874 gr
                                         = 11.87 gr

Program Pakan
Pada bobot ikan (ABW) ± 5,94 gr, diperkirakan nilai FR = 6 %
Sehingga kebutuhan pakan harian:
                 = FR x Biomassa
                 = 6/100 x 11874 gr
                 = 712 gr
Frekwensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 x pagi dan sore ( masing-masing 50%), sehingga jumlah pemberian pakan pagi dan sore  = 50% x 712 gr
          =  356 gr
Berdasarkan hasil sampling, maka pertumbuhan ikan sebesar
                 = ABW akhir – ABW awal
                 = 5,94 gr – 4,40 gr
                 = 1,54 gr
Sehingga nilai LPH (laju pertumbuhan Harian)
                 = selisih ABW = jumlah hari
                 = 1,54 gr = 7 hari   = 0,22 gr/hari

3.3  Jurnal Kegiatan
    
No
Hari/Tgl
Uraian Kegiatan
Waktu
Hasil Yang dicapai
Keterangan
Paraf
1
Senin, 15 Agustus 2011
Teori Pemberian pakan
13.00 – 15.00
Materi pemberian pakan tercapai
Metode, cara,formua, standar SNI pakan

2
Senin, 15 Agustus 2011
Pengambilan Sampling
15.30 – 16.50
Laju Pertumbuhan Harian


3
Rabu, 17 Agustus 2011
Post Tes
08.00 – 09.20
Mengukurr kemampuan setelah mengikuti pelatihan



                                        
    










BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
       Jenis pakan pada pembesaran semi intensif yaitu dengan menggunakan pakan alami dan pakan buatan. Tujuannya agar kandungan gizi ikan terpenuhi dan mencegah kesehatan ikan menurun. Laju pertumbuhan harian rata – rata 0.22 gr/hari, dikatakan bahwa ikan tersebut pertumbuhannya lambat.

4.2 Saran
     Selain pemberian pakan, pada kegiatan yang akan datang di sarankan untuk menambah materi pembuatan pakan dan melakukan uji coba pakan serta kandungan gizi yang terdapat dalam pakan